Tuesday, October 4, 2016

Akhir Pekan di Trenggalek

"Meng lawange wis ditutup?
"Meng jane wis mangan lo"
"Meng jarene urong mangan?"
"Meng mangan pecel mbok ndhower nggarai mules"
"Meng..meng... mengkeret"
Begitulah candaan mblitar kami di sepanjang perjalanan ke Trenggalek.

Setelah direncanakan sejak lama, akhirnya hari ini mas Yoga berhasil mewujudkan harapannya mengajak saya, kakek, dan bulek jalan-jalan. Kami berangkat pagi dari rumah menuju Trenggalek. Tujuan utamanya adalah pantai Pasir Putih di Prigi dan Goa Lowo. Sepanjang perjalanan kami tidak pernah diam karena pakpuh membully logat Mblitar bulek saya yang berkata "Meng" (tadi). Kami semua jadi ikut-ikutan bermain-main kata dengan kata "meng" ini. Logat kekulonan ini memang tak pernah habisnya jadi bahan candaan karena memang terdengar asing dan menggemaskan terutama bagi yang sudah lama menggunakan bahasa Malangan.

....
Setelah dua jam perjalanan sampailah kami di Goa Lowo. 


Ternyata Goa Lowo yang mungkin tidak terkenal seperti pantai Prigi, memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Terdapat banyak Stalagtit dan Stalagmit yang masih alami dengan berbagai bentuk. Untuk masalah pencahayaan foto, lampu-lampu di goa lumayan memberi penerangan pada sudut-sudut yang memiliki pemandangan indah. Di dalam goa, kami berjalan terus hingga hampir mencapai akhir, namun di 3/4 perjalanan kami kembali karena tidak tahan dengan bau kotoran kelelawar yang sangat menyengat.

Maka berpamitanlah kami dengan Goa Lowo yang mempesona lalu menuju destinasi utama, yakni Pantai Pasir Putih Prigi. Hanya berjarak 30 menit perjalanan, Pantai Pasir Putih Prigi ternyata sangat elok dan nyaman. Terdapat pohon-pohon rindang untuk berteduh di sepanjang pantai. Ada juga wisata banana boat dan perahu yag kami coba. Yang terakhir sangatlah memuaskan meskipun hanya berputar-putar teluk; saya mencelupkan tangan di dalam air terus, seolah-olah "salaman", beramah-tamah dengan laut. Mas Yoga yang mentraktir kami perjalanan ini sibuk merekam dan memotret pemandangan di depan perahu. Yang lainnya duduk bersantai melihat sekeliling.

Setelah 40 menit di naik perahu, kami beristirahat sejenak sambil mengemasi barang-barang karena sudah sore. Kami mencicipi ikan dan cumi asap yang dijual di sepanjang jalan masuk dan keluar pantai. Proses memasaknya lumayan lama, membuat kami harus bersabar menahan lapar. Namun, rasanya "worth it", ditambah samb
al dari mbak dan ibu penjualnya sangat enak. Harganya, menurut mas Yoga yang terbiasa hidup di Jakarta dan Malang, sungguh sangat murah. Menurut saya, ini sama seperti di Goa Lowo tadi; Harganya ramah bagi wisatawan yang ekonomis dan pelayanannya juga ramah, khas ala Trenggalek. menepi dan kami kembali ke daratan; beristirahat sejenak lalu pulang. Sebelum pulang, kami me

Akhirnya kami pulang. Semua tertidur pulas karena kenyang, kecuali pakpuh yang menyopir. Ketika sampai di perbatasan Trenggalek-Tulungagung, hujan deras turun dan genangan air di jalanan lumayan tinggi dan berbahaya bagi para pejalan kaki dan pengguna jalan lain di sisi kanan dan kiri. Sesampai di rumah, hujan masih deras dan usailah rekreasi bersama hari ini. 

Begitulah akhir pekan saya seminggu sebelum wisuda. Kalau anda pergi ke Trenggalek dan hendak berekreasi, saya merekomendasikan pantai Pasir Putih dan Goa Lowo. Dijamin rekreasi atau piknik anda memuaskan disana! 

No comments:

Post a Comment