Bulan Juni menyuguhkan
saya berbagai macam pengalaman berharga dan tidak terduga. Selama setahun saya
masih menjalani hal yang sama; tak kunjung mengalami perkembangan signifikan
dari keterpurukan. Bulan ini dapat dikatakan sebagai titik balik yang sangat
berarti dalam kehidupan saya.
Naik Level
Di bulan ini saya
merasa naik level karena mendapatkan pekerjaan. Meskipun sampai saat ini masih
merasa kewalahan dengan pekerjaan itu, namun setidaknya saya sudah bekerja. Di
bulan lebaran ini, saya berkesempatan menjadi yang memberi (uang
saku/sangu/angpao) kepada keponakan-keponakan; hal ini sangat menggembirakan,
sebab saya bisa benar-benar merasa naik level menjadi orang dewasa, hahaha.
Momok Pekerjaan,
Mimpi Buruk !
Di liburan ini, saya
khawatir dengan waktu yang berlangsung dengan cepat. Tidak lama lagi liburan
akan habis. Saya masih mendapat mimpi buruk, yakni mimpi kewalahan menangani
pekerjaan administrasi yang rumit. Ini adalah momok terbesar saat ini. Jujur
saya tidak begitu menikmati pekerjaan di ruangan itu, yang memeras pikiran dan
konsentrasi. Namun, kerja dimana yang tidak “tidak enak” ?, demikian kata
orang. Saya setuju; kerja itu memang harus tirakat. Orang berhasil tidak selalu
mengawali langkah mereka dengan kemudahan. Perasaan takut dan tidak nyaman akan
pekerjaan kerapkali terbawa sampai tidur. Sungguh benar-benar momok yang
menakutkan!
Semangat Handai
Taulan
Hari pertama lebaran,
keluarga besar berkumpul di rumah, kecuali ibu yang masih bekerja hingga hari
keempat lebaran. Perjumpaan dengan sanak saudara selalu membuat saya gembira
dan damai. Saya senang rumah penuh dengan anggota keluarga besar. Kesempatan
seperti ini jarang sekali terjadi. Kami semua tidak selalu bercakap-cakap.
Namun, keberadaan mereka semua di rumah memberikan suasana damai, gembira, dan
aman di hari raya ini. Mengenai ketakutan akan pekerjaan, saya mendapat masukan
dan dukungan dari budhe dan yang lain; yang intinya ialah supaya saya tetap
bertahan dan menekuni pekerjaan ini.
Oni Ke Blitar!
Salah satu anggapan
yang salah tentang kehidupan setelah lulus kuliah:
Kau akan mendapatkan
banyak teman baru dan teman baik!
Salah!
Saya menyetujui
pernyataan diatas. Setelah lulus, saya memang tidak terlibat berbagai komunitas
atau organisasi, namun sering berinteraksi dengan banyak orang dan mendapatkan
banyak teman baru setiapkali menjalani tes-tes di perusahaan-perusahaan ataupun
di acara-acara. Namun, sekian lamanya waktu tidak bertemu dengan kawan-kawan
semasa kuliah membuat saya merasa terpencil, terisolasi. Ingin rasanya
berkumpul dengan teman-teman kuliah dulu, atau sahabat semasa SMA. Jadi
kesempatan sekecil apapun sungguh sangat berharga, seperti kemarin lusa saya
dapat berjumpa dengan Oni, kawan baik saya yang kebetulan sedang bersilaturahmi
dengan saudaranya di Blitar. Itu hanyalah perjumpaan singkat dan sederhana,
namun membuat pikiran kembali positif dan terhibur (setelah merasa terisolasi,
dan jatuh bangun sendiri serta jauh dari kawan-kawan dekat dan seperjuangan di
masa kuliah dahulu). Senang mendapati diri sendiri dapat berjumpa lagi dan
bercakap-cakap dengan kawan baik. Sungguh suatu hal yang jarang dapat terwujud;
perjumpaan berarti dan meneguhkan semangat hidup!
Padatnya Agenda
Lama hidup di desa
membuat saya terbiasa dengan jadwal lebaran yang selalu padat dari tahun ke
tahun. Orang-orang disini selalu melakukan silaturahmi dengan sanak saudara
(baik saudara dekat maupun jauh), lalu kepada para orang tua (saudara/i kakek/nenek),
para tetangga (satu desa), dan teman-teman dekat. Orang mengenal istilah “kemput”
atau komplit, yang berarti sudah bersilaturahmi dengan semua sanak saudara,
para orang tua, dan tetangga satu desa (semua rumah di desa). Jadi meskipun
sudah lebaran hari ke 5 atau 6, atau bahkan setelahnya, di desa masih ramai
dengan lalu-lalang orang-orang badan, atau bersilaturahmi. Di hari ke 5
lebaran ini, keluarga saya masih belum kemput, masih akan dilanjutkan
lagi besok karena sudah larut namun masih banyak tetangga lain yang masih belum
kami kunjungi. Lebaran yang padat dengan silaturahmi seperti ini ialah yang
saya rindukan setiapkali hari raya Idul Fitri. Saya senang dan gembira dengan
kesempatan berharga ini. Ada banyak berkah yang didapatkan, seperti menjaga
tali persaudaraan dengan sanak saudara dekat dan jauh, membuat perasaan gembira
dan bahagia karena bertemu banyak orang, dan tentu menambah pengalaman dan
wawasan (lewat percakapan dalam silaturahmi). Sungguh bulan yang penuh berkah!
Masih Banyak Lagi
Hal Berkesan… Namun Saya Sudah Lelah untuk Menceritakannya
Mungkin akan saya
tambahkan pada postingan selanjutnya.
Selamat Hari Raya Idul
Fitri!
Mohon Maaf Lahir dan Batin!