Saturday, July 15, 2017

Kehidupan Yang Simpel Atau Sederhana

Ini juga hal yang sangat saya inginkan, yang sangat amat saya butuhkan. Saya ingin hidup yang tidak muluk-muluk. Saya ingin tetap bisa mencari nafkah namun dekat dengan handai taulan dan memiliki kebebasan.

Waktu untuk berkumpul dengan orang-orang tercinta,
kawan-kawan terdekat,
dan waktu untuk diri sendiri untuk melakukan kegiatan yang disukai


Sungguh kehidupan yang indah!

HP IDAMAN

Hal yang saya inginkan biasanya ialah yang sangat saya butuhkan. Saat ini saya sangat membutuhkan smartphone baru dengan spesifikasi yang memadai. Jam kerja yang padat dan seringnya memakai koneksi internet dan telepon membuat saya kewalahan karena gadget yang saya pakai masihlah Galaxy Ace 3, ponsel lawas yang spesifikasinya sangat tidak memadai itu. Baterai yang boros berserta RAM kecil seringkali merepotkan saya dalam pekerjaan dan aktivitas lainnya. Maka, beberapa waktu kedepan ini saya akan menabung dan tidak makan 2 bulan untuk membeli sebuah smartphone yang tidak terlalu mahal namun spesifikasinya mendukung. Hehe

Pilihan saya pertama jatuh pada Xiaomi Note 4x yang berharga di kisaran 2 ribuan namun memiliki spesifikasi 'dewa' yakni dengan layar lebar 1080p full HD, RAM 2-4 GB, baterai 4000 mAh, kamera 13 MP & 5 MP, serta konektivitas 4G , ROM besar serta prosesor Snapdragon yang tangguh. Pada rentang harga tersebut, smartphone ini ialah yang terbaik spesifikasinya. Saya berencana membelinya pada akhir bulan ini. Namun, setelah berjumpa seorang teknisi yang melakukan perbaikan di tempat kerja, saya berubah pikiran. Ia menyarankan untuk menaikkan budget sedikit untuk membeli ASUS Zenfone 3 Max, yang tangguh dengan spesifikasi lebih dari sama dengan Xiaomi Note 4x. Kekurangan dari Xiaomi terletak pada kamera. Zenfone 3 Max unggul jauh dalam kamera karena dilengkapi mode manual yang memungkinkan pengguna untuk memotret layaknya menggunakan kamera DSLR. 

Hmm, by the way saya tidak sadar melakukan review smartphone. Maafkeun!

Jadi intinya saat ini saya akan lebih semangat lagi bekerja demi gadget idaman ini. Ohya, ponsel yang rencananya saya beli pada akhir bulan Agustus ini nanti juga akan menjadi saksi dan bukti bahwa saya bisa survive dengan pekerjaan ini. 

Perjuangan sedang berlangsung! Semangat!! Tidak makan 2 bulan tak masalah karena saya makan terang bulan bukan 2 bulan.




Oposeh
Garing?
Hehe maafkan. Saya terlalu bersemangat.

Akhir Pekan Maksimal

Untuk akhir pekan ini, saya telah berencana melakukan beberapa hal yang sudah saya list. Syukurlah selama satu hari yang panjang ini saya dapat memenuhinya, sekaligus memanfaatkan waktu luang secara maksimal.
Hal pertama ialah menanam biji cabai, lavender dan lidah buaya. Setelah membersihkan rumah, saya mandi lalu hendak berkebun menanam biji cabai di polybag. Namun setelah mendapat kabar tentang bibi yang opname, saya membatalkannya. Maka saya dan ibu pergi ke kota Blitar menjenguk bibi di RS. Setelah kurang lebih satu jam disana, kami pergi ke toko bunga untuk membeli bibit lavender dan lidah buaya. Kami mendapatkannya. Saya membeli dua tanaman lavender dan satu lidah buaya. Selanjutnya kami mampir ke sebuah kios untuk membeli madu hutan. Setelah itu perjalanan berlanjut ke toko perkakas bengkel untuk membeli pompa, yang ternyata tidak ada sehingga kami langsung pulang dan sampai di rumah pada jam 11-an. Saya menghentikan motor sebentar dam mampir di kios kecil untuk membeli es krim Aicee. 
Karena sudah siang sampai rumah dan lelah, ditambah udara dan sinar matahari yang sudah terik, maka saya tidak jadi menanam bibit cabai. Lavender dan lidah buaya sudah tertanam di polybag dan hanya perlu pindah media tanam. Rencananya, besok pagi saya akan menanam bibit cabainya.


Aktivitas saya selanjutnya tidaklah banyak. Saya tidur nyenyak selama beberapa jam lalu bangun pukul setengah empat dan mulai berolahraga. Pada awalnya hanya ingin mengambil uang di ATM, namun akhirnya saya pakai untuk olahraga sekaligus dengan naik sepeda. Bersepeda di sore hari tidak begitu menyenangkan karena banyak pengguna jalan. Sebenarnya waktu yang tepat adalah siang hari, di kala terik-teriknya matahari dan jam-jam kerja sehingga sedikit orang berlalu-lalang di jalan.
Bagaimanapun, bisa bersepeda ialah suatu hal yang sangat pantas disyukuri, terutama karena dalam lima hari saya tidak melihat hari (dunia luar, dan langit biru) [tak tahu petang atau hari, hujan atau terikpun tidak tahu]. Bersepedapun juga mengajarkan saya untuk sabar. Alon-alon sing penting kelakon (pelan-pelan yang penting terlaksana). Selain itu, karena biasanya naik kendaraan bermotor dan bebas mengatur kecepatan yang diinginkan, bersepeda terasa seperti mengajarkan supaya saya harus sabar karena akan lebih lama mencapai tempat tujuan, dan juga supaya menyesuaikan ekspektasi dan kapasitas. Bersepeda berbeda dengan mengendarai motor. Saya harus menyesuaikan ekspektasi kecepatan dengan kapasitas fisik saya yang terbatas. Mungkin dalam kehidupan juga harus begitu, hehe. 


Saya mampir di seminari, sekolah almamater saya, dan berlari memutari lapangan sebanyak tiga kali lalu beristirahat karena sangat lelah dan ngos-ngosan. Setelah itu saya pulang, melewati jalan kecil di tengah-tengah area persawahan. 



Sungguh hari yang indah! Saya merasa lega hari ini karena dapat memanfaatkan akhir pekan dengan maksimal. Syukur kepada Allah!!!!!!!

Minggu Yang Berat dan Kesaksian

Awal minggu adalah pukulan hebat bagi karir saya. Bos saya memberi peringatan karena ada banyak sekali ketidak lengkapan dokumen yang sudah saya periksa. Ia juga mengungkapkan kekecewaannya atas kinerja saya yang sembrono. Saya sendiri mengakui ketidaktelitian itu karena fokus pada belajar melakukan input data dan mengesampingkan tanggungjawab sebagai verifikator dokumen.


Sebagai pertanggungjawaban, saya diberi waktu dua minggu (minimal sebelum akhir minggu depan) untuk meminta MMS (bagian orang lapangan) melengkapi dokumen-dokumen yang kurang. Masalahnya adalah bahwa dokumen yang kurang lengkap itu ialah transaksi bulan Juni yang lalu. Sulit mendapatkan respon dan bantuan dari MMS untuk melengkapi kekurangan dokumen-dokumen tersebut karena mereka sendiri sudah sibuk dan sedikit waktu untuk mencari arsip transaksi bulan lalu.

Pikiran saya amburadul tak karuan karena hal ini. Pekerjaan sehari-hari sudah cukup memusingkan, ditambah beban ini. Muncul di pikiran saya untuk pasrah dan meminta bos memecat saya, supaya saya bisa kembali menjadi freelancer atau memenuhi panggilan suatu instansi.  “Jika saya keluar dan menyetujui perjanjian dengan instansi itu, saya tidak akan pulang petang setiap hari seperti ini.” Pekerjaan saat ini memang seringkali membebani pikiran terutama karena jam kerja 12 jam (dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam normalnya {akhir bulan bisa sampai jam 10 malam}). Jika menjadi karyawan di instansi itu, saya akan dapat pulang jam 4 setiap hari rata-ratanya, dengan hari kerja sampai hari Sabtu. Akan tetapi, saya pikir ini bukan hal yang tepat dilakukan.

Memang dua hari di awal minggu ini menguras semangat dan tenaga; setiap hari ketika berangkat saya tidak bersemangat. Melihat orang-orang plat merah membuat iri hati (jam kerja dan kesejahteraan). Lalu ketika melihat orang-orang yang berwirausaha saya mbatin betapa mereka bebas dan tidak terikat seperti diri saya saat ini.

Melihat tumpukan berkas yang tidak lengkap itu benar-benar memusingkan. Sungguh ini menjadi momok. Saya lesu setiap hari dan lemas setiap berangkat ke kantor. Pikiran untuk resign terus mendorong saya. Namun, tiap kali saya mengeluh, ibu memberi nasehat untuk bertahan dulu sebisa mungkin. Saya yang sudah tidak punya semangat akhirnya menempuh suatu jalan terakhir.

Saya bersujud kepada Allah, mengakui ketidakmampuan dan keterbatasan diri untuk menanggung beban itu. Saya memohon ampun untuk dosa-dosa hina yang saya lakukan di minggu-minggu sebelumnya. Saya memohon belaskasih Allah karena telah berbuat keji dan jahat karena telah menghujat-Nya dengan pikiran-pikiran dan perbuatan yang hina-dina. Saya memohon kekuatan pada Dia yang empunya kuasa terbesar di alam semesta ini. Saya bersujud dan menyembah-Nya. Pagi-pagi sebelum berangkat dan di malam hari setelah pulang saya bersujud.

Saya juga mendengarkan sabda-Nya, terutama tentang bagaimana Allah menjanjikan kebahagiaan dan kehidupan bagi hamba-hamba-Nya yang takwa. “Allah memberkati Abraham, Ishak, Yakub, dan keturunannya. Allah menjanjikan mereka rencana besar-Nya pada diri mereka. Maka aku akan memohon ampun pada-Nya. Aku juga akan memohon supaya Ia membantuku dalam kesulitan, karena kuasa-Nya tak terbatas, kuasa-Nya yang terbesar di semesta ini. 

Lalu saya juga mendapatkan beberapa kutipan dan permenungan orang-orang akan Sabda Allah:


“Manusia tidak bisa menyenangkan Allah dan yang bukan Allah yaitu iblis dan para pengikutnya di saat yang bersamaan.”(In Ezechielem Homiliae, 9).

“Dengan sungguh-sungguh Yakub berjuang dalam pergulatan hidupnya bersama dengan Allah. Sesudah pengalamannya yang mendalam, pandangan Yakub tentang Allah berubah. Dia pun mendapatkan berkat melimpah.”

“Pandangan Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

“Demi keselamatan hidup kalianlah, Allah menyuruh aku mendahului kalian ke Mesir.” (Kata-kata Yusuf kepada saudara-saudaranya yang dulu berbuat jahat padanya)

“Sebelum menjadi pembesar di Mesir, Yusuf mengalami banyak penderitaan akibat kejahatan saudara-saudaranya. Namun di dalam semuanya itu Yusuf melihat rencana besar Allah untuk memelihara kehidupan keluarganya.

“Kita bisa mengeluh karena semak-semak mawar memiliki duri/ bersukacita karena semak duri memiliki mawar.”


Kutipan-kutipan ini ialah berasal dari buku renungan dalam beberapa hari. Setelah saya kembali kepada Allah dan membaca sabda-Nya setiap hari, kutipan-kutipan ini terus melekat dalam kepala, dan menyatu dalam sebuah rangkaian yang beriring-iringan bersuara dalam hati.

Pertama, saya sadar bahwa selama ini setengah-setengah dalam ketaatan. Saya tidak total dalam mengabdi Allah. Sebagai hamba seharusnya saya hanya menyenangkan Allah semata dan selalu mengingat-Nya setiap saat sehingga akan terhindar dari dosa. Kedua, dalam masa kesulitan seperti ini seharusnya saya seperti Yakub, yang berjuang bersama Allah dalam setiap pergumulan hidupnya. Ketaatan adalah yang utama, karena Ia akan memerhatikan mereka yang takwa dan memelihara mereka di kala “kelaparan”. Saya harus lebih takwa pada Allah supaya Dia memelihara saya di masa “kelaparan” atau dalam kesulitan ini, serta percaya bahwa Allah telah merencanakan sesuatu yang besar bagi saya, seperti Yusuf melihat bahwa segala kesulitan yang ia hadapi adalah rencana Allah untuk memelihara kehidupan keluarganya dan keturunannya. Yang terakhir, dalam kesulitan ini saya menyadari bahwa saya bisa memilih bersukacita karena ada harapan di masa kesusahan ini. Harapan untuk bisa meraih kesuksesan di masa depan sebagai wirausahawan, harapan untuk bisa membahagiakan keluarga, dan harapan untuk menjadi insan yang berguna bagi orang banyak.

Namun, diatas semua harapan itu, saya percaya bahwa Allah memelihara saya, saya tak perlu khawatir. Allah memelihara Abraham serta keturunannya. Dia juga akan memberkati hidup saya. Semut dan burung pipitpun Ia pelihara, apalagi manusia makhluk yang paling Ia cintai.

Saya tak perlu khawatir masa depan. Allah telah menyiapkan semuanya.

Bantuan

Dengan bersujud dan menyerukan nama Allah, hati saya lebih tenang. Pikiran sayapun lebih jernih. Saya perlahan bisa mencicil tanggungan-tanggungan itu. Allahpun telah membantu saya, lewat bu Ira, orang tertinggi di wilayah operasional daerah ini, yang mengimbau anak buah MMSnya untuk melengkapi beberapa dokumen. Saat ini, beberapa dokumen sudah saya terima. Masih ada banyak kelengkapan yang belum saya dapatkan, namun sekarang saya lebih tenang dan percaya karena telah menyaksikan bagaimana Allah membantu saya dalam kesulitan dan menghibur kala saya bersusah hati.

“Mulialah Allahku, Allah Yang besar, Allah yang kudus, Allah yang Kekal dan berkuasa untuk selama-lamanya!!!

“Orang tertindas berseru, didengarkan Tuhan dan diselamatkan Tuhan dari segala derita.”


���'