Wednesday, March 2, 2016

Ode An Die Freude

Akhir-akhir ini, khususnya di akhir tahun 2015 lalu hingga sekarang, saya tidak mendengarkan musik-musik yang biasa melekat menjadi playlist setiap minggunya. Daftar putar saya selama ini kebanyakan hanyalah musik-musik klasik dan gregorian, disamping sesekali mendengarkan musik-musik populer. Bukannya sok elegan, namun hal ini dikarenakan musik-musik itu sangat nyaman untuk suasana ngantuk. Bukan hanya itu saja, musik klasik cocok untuk suasana hati selama beberapa bulan terakhir ini. Teman-teman saya biasa menyebutnya "kosong," atau kalau saya mengartikannya, suatu kondisi tidak produktif dimana yang ada di pikiran hanyalah rutinitas harian, bermain game, dan tidur. Bulan-bulan ini saya benar benar 0! Maka saya sering mendengarkan lagu-lagu klasik itu karena serbaguna; di satu sisi dapat menenangkan hati dan dapat membuat tertidur nyenyak, dan di sisi lain dapat memberi suatu perasaan hidup dan senang. Satu lagu yang paling sering saya dengarkan adalah Symphony No. 9 atau Ode An Die Freude karya Beethoven. Lagu ini sangat saya sukai; saya selalu membayangkan saya menjadi dirigen atau conductor memimpin orkestra dan paduan suara, setiapkali mendengarkan musik yang panjangnya lebih dari 17 menit ini. 
Karena keadaan kosong ini, saya juga mulai mencoba belajar bahasa Jerman. Beberapa pengajaran dasar bahasa Latin yang saya terima sewaktu SMA rupanya sangat membantu. Saya hanya perlu menghafal beberapa elemen dasar dan menambah kosakata bahasa Jerman yang sekiranya umum dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Oke kawan, demikianlah! if u're "0", keep being cool! Semoga hari-harimu tidak 0 ya! Mugo-mugo umak kadit kosong! Hehe

No comments:

Post a Comment