Ada dua pihak dalam hidup bapak saya, pihak 1 adalah saduara-saudarinya, sedangkan pihak kedua adalah tetangga-tetangga. Selama beberapa tahun terakhir saya secara pasif selalu mengetahui hubungan keduanya dan pendapat mereka tentang bapak saya. Pihak 1 berpendapat bahwa mereka kasihan kepada bapak dan mencoba membantunya dalam beberapa urusan penting, namun menurut mereka bapak selalu bersikap kaku dan tidak bisa diarahkan, misalnya dalam diskusi tentang sapi dan sawah. Maka, hubungan bapak dengan saudara-saudaranya tidak begitu baik. Pun demikian, bapak menjalin hubungan baik dengan semua sanak saudara lain (selain saudara kandungnya), bahkan dengan saudara-saudari di luar desa, di Singosari, Karangploso, dan Tulungagung. Menurut bapak saya, saudara-saudarinya itu terlalu mengaturnya; yang paling bapak sesalkan adalah tentang nasihat untuk tidak menjual warisan untuk membiayai saya kuliah dan sekolah adik.
Berlawanan dengan pendapat saudara dan saudari kandung bapak saya, tetangga-tetangga yang dalam keseharian sering bekerja dan bercengkrama dengan bapak saya menilai saudara-saudari itu meninggalkan bapak saya. Pendapat ini mungkin didasari pengalaman mereka sehari-hari melihat bapak yang tidak pernah dikunjungi saudaranya lagi. Selain itu, tetangga-tetangga bapak berpendapat kurang begitu baik tentang paman saya Sirsan. Menurut cerita-cerita orang desa, paman Sirsan memang orang yang keras karena pangkatnya di masyarakat. Maka, jarang sekali ada orang mau bermasalah dengannya. Orang-orang cenderung tidak berinteraksi dengan paman.
Jadi sebagai pihak netral, kadang saya mendapati cerita yang kurang baik tentang pihak 2 dari pihak 1. Segelintir orang dari pihak 2 kadang juga membicarakan hal serupa. Namun terlepas dari hal ini, saya senang kedua belah pihak bekerjasama membantu kami, dengan bapak saya yang tidak berdaya itu akhirnya diberi semacam "intervention" oleh saudara-saudarinya. Dalam musibah ini kedua pihak sesekali berinteraksi, namun saya masih mendengar cerita-cerita yang kurang baik dari satu pihak ke pihak lainnya. Ah, biarlah, memang kita manusia tidak sempurna. Saya ambil hal positifnya saja.